Mazda EZ-60 Dirilis Resmi, SUV Listrik Canggih Seharga Rp 280 Jutaan

sumber foto: Auto Jago

HALOGARUT – Mazda bersama mitranya di Cina, Changan Automobile, kini resmi meluncurkan SUV listrik generasi terbaru bernama Mazda EZ-60. Menurut sumber terkini, model ini akan dilego untuk pasar global dengan kisaran harga sekitar Rp 280 jutaan (konversi dari RMB) angka yang menjadi pertimbangan penting bagi pasar Indonesia.

Berikut sorotan utama dari peluncuran dan potensi kehadiran EZ-60 di Tanah Air.

Peluncuran dan Angka Pra-pemesanan Mazda EZ-60

Mazda EZ-60 secara resmi diluncurkan pada gelaran Auto Shanghai 2025. Dari peluncuran itu sampai enam Juni 2025, sudah lebih dari 26.000 unit dijadikan pra-pesanan melalui skema deposit ringan. Beberapa laporan dari liputan6 menyebut lebih dari 30.000 unit telah dipesan bahkan sebelum distribusi resmi dimulai. Skema tersebut memungkinkan konsumen membayar deposit sebesar 10 yuan (± Rp 22 ribu), yang kemudian bisa bertambah setiap hari sebelum pengiriman dan deposit ini kemudian akan dikurangkan dari harga akhir kendaraan.

Mayoritas pemesan (76 %) berasal dari usia 25 hingga 40 tahun, dan 71 % berada di kota-kota besar di Tiongkok. Data ini menggambarkan segmen target yang relatif muda dan urban sebagai penggerak permintaan bagi EZ-60.

Spesifikasi Inti Mazda EZ-60 dan Varian Elektrifikasi

Menurut laporan dan data publikasi otomotif, Mazda EZ-60 ditawarkan dalam dua jenis elektrifikasi:

  • VE (Battery Electric / listrik murni)

  • EREV (Extended Range Electric Vehicle) mengombinasikan motor listrik dengan mesin bensin sebagai generator.

Beberapa spesifikasi penting yang diumumkan:

  • Motor listrik tenaga maksimum 190 kW (≈ 255 hp)

  • Varian EREV menggunakan mesin 1,5 liter sebagai generator tambahan.

  • Versi listrik (BEV) diklaim memiliki jarak tempuh hingga 520–620 km dalam kondisi ideal.

  • Versi EREV dengan baterai LFP (31,73 kWh) menyediakan jarak tempuh listrik murni sekitar 160 km sebelum generator bensin bekerja.

  • Dimensi: panjang 4.850 mm, lebar 1.935 mm, tinggi 1.620 mm, serta jarak sumbu roda 2.902 mm.

Dari sisi desain, mobil ini mengusung gaya khas Mazda dengan bahasa “Kodo”, tampilan grill monokrom, lampu ramping, dan fitur kamera samping digital yang menggantikan spion konvensional.

Interiornya juga cukup futuristik: layar tunggal ultra-lebar 26,45 inci (5K) yang menggabungkan panel instrumen, media, dan kontrol suhu, sistem audio Dolby Atmos dengan 23 speaker, serta kontrol minimal tombol fisik.

Prediksi Harga dan Kemungkinan di Indonesia

Berdasarkan laporan otomotif seperti media Sindonews Otomotif, harga Mazda EZ-60 di Tiongkok berada pada kisaran 149.900 hingga 197.900 yuan, setara dengan sekitar Rp 344 juta hingga Rp 457 juta (kurs acuan saat ini). 
Namun, sejumlah pihak memproyeksikan bahwa ketika masuk ke Indonesia, harga bisa lebih tinggi karena bea masuk, pajak, dan biaya impor.

Menariknya, Anda menyebut “mulai Rp 280 jutaan” sebagai asumsi harga awal. Jika Mazda dan distributor di Indonesia mengikuti strategi agresif, angka itu bisa digunakan sebagai titik strategi promosi—tapi harus ada konfirmasi resmi dari agen tunggal Mazda Indonesia atau importir resmi.

Sebelumnya, Chief Operating Officer PT Eurokars Motor Indonesia menyatakan bahwa EZ-60 akan masuk ke Indonesia dalam waktu dekat, meski peluncurannya belum dijadwalkan di tahun ini. Dia juga menyebut bahwa EZ-60 akan menggantikan model listrik sebelumnya, Mazda MX-30 yang kini sudah tidak diproduksi secara global.

Peluang & Tantangan di Pasar Lokal

Peluang:

  1. Daya tarik mobil listrik — Karena pergeseran global ke kendaraan ramah lingkungan, SUV listrik dengan performa bagus akan menarik minat konsumen Indonesia yang mencari alternatif investasi otomotif jangka panjang.

  2. Segmen urban muda — Basis pra-pemesanan di Cina menunjukkan bahwa generasi muda (25–40 tahun) semakin terbuka terhadap EV, dan ini adalah demografi yang juga relevan di kota-kota besar Indonesia.

  3. Brand trust Mazda — Nama Mazda sudah punya reputasi di Indonesia. Bila EV baru ditawarkan dengan dukungan purna jual baik, insentif, dan jaringan servis, peluang sukses relatif lebih besar.

Tantangan:

  • Infrastruktur pengisian listrik — Ketersediaan stasiun pengisian (charger) yang memadai masih menjadi hambatan utama bagi penetrasi EV di banyak kota di Indonesia.

  • Biaya impor dan pajak — Setelah pajak, bea masuk, serta margin distributor, harga bisa jauh lebih tinggi dari proyeksi awal.

  • Citra adaptasi lokal — Kendaraan impor kadang mengalami masalah suku cadang, regulasi homologasi, dan penyesuaian teknis agar sesuai dengan kondisi jalan Indonesia.

  • Persaingan ketat — Mazda akan bersaing dengan merek EV mapan seperti BYD, Tesla, dan merek EV China lokal yang mulai merambah pasar Indonesia.

Kesimpulan

Peluncuran Mazda EZ-60 menandai langkah maju Mazda di era elektrifikasi. Dengan spesifikasi menarik dan respons pra-pemesanan luar biasa di Cina, model ini punya potensi besar apabila hadir resmi di Indonesia.

Namun, klaim harga “mulai Rp 280 jutaan” perlu ditinjau ulang ketika memperhitungkan aspek pajak dan impor. Keberhasilan di Indonesia akan sangat dipengaruhi oleh strategi harga, dukungan jaringan servis, dan kesiapan infrastruktur.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup