Pabrik Mazda di Jawa Barat Siap Beroperasi Awal 2026
HALOGARUT – PT Eurokars Motor Indonesia (EMI), agen tunggal pemegang merek (ATPM) Mazda di Tanah Air, memastikan pabrik perakitan baru mereka di Jawa Barat akan mulai beroperasi pada awal tahun 2026.
Pernyataan ini disampaikan oleh Chief Operating Officer PT EMI, Ricky Thio, dalam sejumlah kesempatan media belakangan ini seperti Kumparan. Menurutnya, pembangunan fasilitas berjalan sesuai rencana, dan kini EMI tinggal menunggu pengiriman mesin dan peralatan produksi.
Investasi dan Produk Perdana Mazda di Pabrik Jabar Indonesia
Total dana yang disiapkan untuk pembangunan pabrik ini mencapai sekitar Rp 400 miliar (sumber detikoto). Dalam laporan internal EMI, sebagian besar anggaran sudah disalurkan untuk persiapan lokasi, pembangunan bangunan, dan pemesanan peralatan produksi inti.
Untuk tahap awal menurut sumber media Mazda Indonesia, produk yang akan dirakit adalah SUV kompak (compact SUV). Model yang paling sering disebutkan dalam konteks ini adalah Mazda CX-30, yang selama ini ditawarkan dalam kondisi utuh (CBU). Produksi lokal diharapkan menurunkan biaya impor serta mempercepat distribusi ke konsumen.
Lokasi dan Skala Produksi Mazda di Jawa Barat
Walaupun pabrik dipastikan berada di Jawa Barat, EMI belum mencantumkan alamat atau kabupaten spesifiknya. Ricky Thio menyatakan bahwa lokasi lengkap akan diumumkan menjelang peresmian.
Meski demikian, dalam pernyataan kepada media lokal Pikiran Rakyat, disebutkan bahwa kapasitas produksi pabrik ini tidak terlalu besar. Hal ini dikaitkan dengan posisi Mazda sebagai merek yang lebih menarget segmen premium, bukan volume tinggi. Produksi awal akan difokuskan untuk pasar domestik, meski peluang ekspor tidak sepenuhnya ditutup.
Manfaat dan Tantangan
Manfaat
-
Efisiensi biaya impor — Dengan merakit sebagian mobil di dalam negeri, Mazda bisa memangkas beban pajak impor dan logistik.
-
Respons lebih cepat terhadap pasar lokal — Perakitan lokal akan mempersingkat waktu distribusi dan memungkinkan adaptasi fitur sesuai kebutuhan konsumen Indonesia.
-
Penciptaan lapangan kerja dan penguatan ekosistem otomotif lokal — Proyek ini juga diharapkan menyerap tenaga kerja lokal, baik di bidang teknik, produksi, maupun logistik.
Tantangan
-
Keterbatasan kapasitas produksi — Sebagai pabrik yang tidak dimaksudkan untuk volume besar, target penjualan Mazda yang selama ini cenderung kecil harus bisa disesuaikan.
-
Kesinambungan pasokan mesin dan peralatan — Hingga pertengahan 2025, EMI masih menunggu kedatangan mesin dan peralatan produksi.
-
Persaingan industri otomotif Indonesia — Mazda akan bersaing dengan merek yang sudah lebih dulu memproduksi secara lokal, baik merek Jepang, Korea, maupun China dengan basis produksi besar.
Kesimpulan
Berdasarkan pernyataan resmi dan data yang telah tersedia, rencana Mazda membuka pabrik di Jawa Barat dan menjadikannya operasional pada awal 2026 tergolong realistis. Investasi sebesar sekitar Rp 400 miliar menunjukkan komitmen EMI untuk memperkuat posisinya di Indonesia.
Meski demikian, transparansi lebih lanjut mengenai lokasi, kapasitas produksi, dan strategi ekspor akan menjadi kunci dalam mengukur dampak jangka panjang dari proyek ini. Untuk pembaca HALOGARUT, hadirnya pabrik Mazda di Jawa Barat bisa menjadi kabar baik terkait peluang kerja dan integrasi industri otomotif lokal.
















