FIFA Mudah Ungkap Dokumen Palsu 7 Pemain Naturalisasi Tak Valid, FAM Respon dengan Banding

sumber foto: CNN Indonesia

HALOGARUT – Keputusan FIFA menggugat legitimasi naturalisasi tujuh pemain tim nasional Malaysia telah menghebohkan jagat sepak bola Asia Tenggara. Di balik denda dan larangan aktivitas 12 bulan, muncul pertanyaan: mengapa FIFA begitu mudah menemukan ketidaksesuaian dalam dokumen yang diajukan FAM? Dan bagaimana respons resmi FAM terhadap tudingan serius itu?

Temuan FIFA: Dokumen “Doctored” dan Keterbacaan Data Asli FAM

Pada 26 September 2025, Komite Disiplin FIFA menjatuhkan sanksi berat terhadap Football Association of Malaysia (FAM) dan tujuh pemain naturalisasi atas dugaan pemalsuan dokumen. Melanggar Pasal 22 FIFA Disciplinary Code (falsifikasi dokumen).

Laporan disipliner sepanjang 19 halaman yang dirilis menyebutkan bahwa FAM mengajukan akta kelahiran kakek atau nenek para pemain yang menyatakan bahwa mereka lahir di Malaysia. Namun, FIFA menyatakan telah memperoleh dokumen asli yang menyebut tempat kelahiran mereka di negara asal (Spanyol, Argentina, Belanda, Brasil). 
Contoh konkret:

  • Hector Hevel: FAM menyatakan leluhurnya lahir di Malaka, Malaysia tetapi dokumen asli menunjukkan kelahiran di Belanda.

  • Gabriel Palmero: dokumen FAM mencantumkan kelahiran di Malaka, tetapi catatan asli ada di Santa Cruz, Spanyol.

  • Facundo Garces, Rodrigo Holgado, Imanol Machuca, João Figueiredo, Jon Irazabal juga terkena sorotan serupa atas perbedaan data kelahiran leluhur menurut dokumen FIFA.

FIFA menyebut bahwa saat FAM mengajukan permohonan kelayakan pemain, otoritas Malaysia (NRD National Registration Department) tidak menerima dokumen asli, melainkan salinan yang bersumber dari dokumen sekunder. Hal ini memunculkan keraguan serius atas keaslian proses verifikasi. 
FIFA lalu memutuskan:

  • Denda CHF 350.000 (≈ US$ 440.000) terhadap FAM (sumber Vn Express Internasional)

  • Denda CHF 2.000 dan larangan ikut aktivitas sepak bola selama 12 bulan untuk masing-masing dari tujuh pemain (via Inside FIFA)

  • Kasus kelayakan pemain-pemain itu akan diproses lebih lanjut di Tribunal Sepak Bola FIFA

Penilaian: FAM Dinilai Kurang Teliti dalam Verifikasi

Dari sisi prosedur, temuan FIFA menunjukkan bahwa Football Association of Malaysia tampaknya mengandalkan data sekunder dan tidak melakukan pemeriksaan silang yang memadai terhadap arsip dokumen asli meskipun hal ini menjadi inti dari persyaratan naturalisasi berbasis keturunan.

FIFA mencatat bahwa frase “appears to be eligible” dalam persetujuan awal menunjukkan bahwa validasi awal tergantung pada dokumen yang diajukan oleh FAM, dan jika ditemukan pelanggaran, tanggung jawab kembali ke pihak pemohon (FAM). 
Publik Malaysia pun mengungkap kekesalan akan proses yang dianggap terlalu longgar. Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia, Hannah Yeoh, mendesak Football Association of Malaysia merespons secara transparan dan segera mengajukan banding. 
Media The Star dan pengamat lokal menyebut bahwa kelemahan dalam audit dokumen dan koordinasi antar lembaga negara turut menjadi penyebab kegagalan verifikasi FAM. 
Ada pula tudingan bahwa pengajuan dokumen terjadi dalam tempo singkat, yang memicu kecurigaan bahwa dokumen disiapkan dengan cepat hanya untuk memenuhi tenggat pertandingan.

Dengan demikian, tuduhan bahwa “FAM tidak teliti” bukan sekadar retorika: secara faktual, laporan FIFA mengindikasikan kelemahan sistem verifikasi internal FAM sendiri.

Reaksi FAM: Pembelaan Diri dan Rencana Banding

Menanggapi keputusan FIFA, Football Association of Malaysia menyatakan bahwa semua dokumen dan bahan pendukung telah diajukan sesuai prosedur. Dan bahwa para pemain bertindak dengan itikad baik. 
Media The Star menyebut FAM menolak tuduhan bahwa mereka sengaja menggunakan dokumen palsu. Dan menyebut bahwa tuduhan tersebut belum disertai bukti konkret yang diterbitkan FIFA. 
FAM menyampaikan bahwa karena beberapa bagian terkait prosedur kewarganegaraan berada di bawah undang-undang negara (Official Secrets Act, Passport Act), mereka hanya dapat membagikan dokumen sensitif kepada FIFA, bukan publik. 
Secara resmi FAM akan mengajukan banding dalam waktu yang ditentukan, memanfaatkan semua jalur hukum yang tersedia dikutip dari sumber media The Star. 
Menurut sumber media CNA, seorang pejabat FAM bahkan menyebut kesalahan mereka bersifat teknis dalam pengiriman dokumen. Bukan substansial dalam proses naturalisasi. 
Namun, hingga kini belum jelas sejauh mana FAM akan mampu membuktikan dokumen asli atau memperbaiki perbedaan data yang digali FIFA.

Dampak terhadap Malaysia & Pelajaran bagi Federasi Lainnya

Larangan satu tahun terhadap tujuh pemain itu jelas melemahkan tim nasional Malaysia dalam kualifikasi turnamen besar seperti Piala Asia. Karena kehilangan sejumlah pemain inti baru. 
Selain itu, hasil pertandingan di mana pemain-pemain tersebut tampil bisa diajukan banding atau dibatalkan. Tergantung keputusan badan kompetisi terkait. 
Citra Malaysia di mata dunia sepak bola juga terganggu. FIFA membuktikan bahwa verifikasi dokumen bukan sekadar formalitas, melainkan inti dari integritas kompetisi.

Untuk federasi sepak bola lainnya termasuk Indonesia kasus ini menjadi peringatan. Proses naturalisasi, verifikasi dokumen, dan koordinasi antar lembaga negara harus dijalankan dengan sangat teliti dan transparan.

Kesimpulan

Kasus dokumen naturalisasi Malaysia yang digugat FIFA menunjukkan bahwa sistem verifikasi Football Association of Malaysia memiliki celah serius. Celah yang cukup untuk diungkap oleh tim audit independen FIFA dengan dokumen asli. FAM, yang kini disanksi dan menghadapi babak banding, menolak tuduhan dengan klaim itikad baik dan kelalaian teknis.

Bagi publik dan pengamat sepak bola di Indonesia dan kawasan, kasus ini menegaskan satu hal. Keamanan regulasi dan keakuratan data adalah fondasi tak tergantikan dalam naturalisasi pemain. Bila satu bagian retak, akibatnya bisa besar mulai dari denda, larangan bermain, hingga pengucilan reputasi federasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup