Warga Desa Lebak Agung Tolak Keras Pembuangan Limbah Kulit, Ancaman Kesehatan dan Lingkungan Makin Parah
HALOGARUT – Sejumlah warga Kampung Rahayu, RT 02 RW 08, Desa Lebak Agung, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, mendesak pemerintah daerah segera menutup lokasi pembuangan limbah kulit yang selama ini mencemari lingkungan mereka. Protes keras ini menyusul ditemukannya enam titik pembuangan limbah padat kulit yang tersebar di sekitar pemukiman warga, termasuk praktik pembakaran ilegal yang menimbulkan polusi udara dan bau menyengat.
Berdasarkan hasil investigasi di lapangan, limbah kulit menumpuk tidak hanya di satu lokasi, tapi juga tersebar di beberapa titik yang berdekatan dengan permukiman. Pembakaran limbah secara ilegal semakin memperburuk kondisi udara dengan keluarnya asap pekat dan bau busuk, yang mengganggu aktivitas sehari-hari dan menimbulkan risiko kesehatan serius bagi warga.

Dede Warman, salah satu warga yang terdampak, mengungkapkan kegelisahannya, “Bau limbah kulit ini sangat menyiksa. Anak-anak banyak yang menderita gangguan pernapasan seperti asma, bahkan ada yang harus berobat ke puskesmas. Kami merasa hidup di lingkungan yang tidak aman dan sehat.”
Warga telah berulang kali melaporkan masalah ini ke aparat setempat, namun hingga kini belum ada tindakan konkret yang mengarah pada penyelesaian. Mereka menuntut agar Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Garut segera mengambil langkah tegas menutup lokasi pembuangan tersebut dan menindak pelaku pembuangan limbah ilegal.
Kasus ini mencerminkan kegagalan pengelolaan limbah industri di wilayah tersebut dan menunjukkan lemahnya pengawasan serta penegakan hukum terhadap pencemaran lingkungan. Jika tidak segera ditangani, limbah berbahaya ini berpotensi menimbulkan dampak jangka panjang yang merusak ekosistem serta membahayakan kesehatan masyarakat.
Pemerintah daerah diharapkan tidak hanya merespon tuntutan warga secara responsif, tetapi juga melakukan audit lingkungan dan menyiapkan kebijakan preventif yang ketat untuk mencegah terulangnya pencemaran serupa di masa depan.***













